Acara Nyangku di Alun-alun

Acara Nyangku di Alun-alun

Senin, 11 April 2016

Melihat Panjalu Jaman Hindia Belanda (Bagian 1)

Dalam tulisan ini saya akan menampilkan foto-foto pemandangan dan peristiwa yang terjadi di Panjalu. Silakan bagi pembaca yang mempunyai informasi yang lebih lengkap dan tepat mengenai foto yang ditampilkan di sini bisa memberi masukan kepada kami melalui alamat email panjalumaju[at]gmail.com. [at] ganti dengan @.

Gambar di samping ini adalah peta Panjalu dan sekitarnya keluaran tahun 1924. Nama-nama desa sekitar Panjalu sama dengan nama desa/kampung yang sekarang. Di situ Lengkong masih terlihat nusa Pakel masih berbentuk pulau yang kecil, sedangkan sekarang sudah tidak terlihat sebagai pulai lagi. Jalan utama baik yang menuju Panumbangan, Cibeureum maupun ke Kawali sama dengan yang sekarang. Letak alun-alun tidak berubah sampai sekarang. Yang beda adalah di depan alun-alun (dekat Balai Desa) ada jalan yang cukup besar yang sekarang menjadi jalan sempit. Bagian yang hijau adalah daerah yang terdapat hunian/perumahan.


Gambar di samping ini adalah suasana sedang diadakan sebuah upacara pada tahun 1924 di Alun-alun. Tidak ada keterangan apakah ini upacara penyambutan pejabat atau hanya acara sekolah. Di tengah-tengah terlihat seperti seorang komandan upacara yang di kiri-kanannya ada anak-anak seragam sekolah yang sedang berbaris dengan membawa sebuah tongkat. Beberapa buah bendera merah putih biru berkibar. Kalau dilihat dari lokasinya ada di alun-alun. Komandan membelakangi rumah yang cukup besar (sepertinya sekolah, SD sekarang ) dan di belakangnya lagi telihat gunung Sawal, Di sebelah kiri tampak pohon beringin. Apakah pohon beringin ini adalah pohon beringin yang ada di tengah-tengah alun-alun sekarang? 

Gambar di samping ini sepertinya kerumunan rakyat ketika mendengarkan pejabat/gegeden pada tahun 1924. Lokasinya sama dengan gambar di atas yaitu di alun-alun, karena dari kejauhan terlihat bangunan sekolah dan pohon beringin yang ada di tengah-tengah alun-alun juga sedikit terlihat disebelah kiri. Di sebelah kanan terlihat bangunan dari anyaman bambu dan terdapat tulisan KANTOR. Tidak jelas apakah itu kantor kecamatan atau kantor desa. Terlihat seorang pejabat berdiri menghadap rakyat yang di atasnya terdapat atap atau tenda. Dari banyaknya rakyat yang membawa bendera Belanda sepertinya sedang kedatangan pejabat Belanda/Kolonial.

Foto-foto lainnya terkait kunjungan Pejabat di atas:




Beberapa foto masyarakan Panjalu sedang mengadakan pawai

Pemandangan situ Lengkong dilihat dari Pesanggrahan



Foto-foto di atas sepertinya terkait dengan kunjungan Residen Batavia G.J. ter Poorten yang berkunjung ke Panjalu tahun 1924. G.J. ter Poorten ini setelah bertugas di Batavia lalu dipindahkan ke Surabaya menggantikan Residen Surabaya secara sementara yang ditinggalkan H.J Bussemaner karena cuti selama 8 bulan untuk perjalanan ke Belanda.

Pada tgl 1 November 1930 Bussermaker aktif kembali, sementara itu G. J. ter Poorten  mendapat promosi baru sebagai Residen Priangan Timur yang berkedudukan di Tasikmalaya.

Foto-foto lain terkait Kunjungan G. J. ter Poorten

situ lengkong, panjaluGambar di samping diduga G. J. ter Poorten dengan keluarganya yang sedang menginap di Panjalu di Pesanggrahan depan situ Lengkong. Pesanggrahan ini kerap dijadikan sebagai hotel/wisma bagi tamu-tamu asing. Sepertinya bangunan ini sekarang sudah tidak ada, tapi pesanggrahan menjadi nama jalan masuk ke situ Lengkong. 

Gambar di samping diduga G. J. ter Poorten dengan keluarganya dalam perjalanan pulang setelah kunjungan ke Panjalu.































Tidak ada komentar:

Posting Komentar