Upacara adat Nyangku adalah rangkaian prosesi adat penyucian benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora dan para Raja serta penerusnya Bupati Panjalu yang tersimpan di Pasucian Bumi Alit. Saat ini upacara adat Nyangku sudah masuk kedalam Warisan Budaya Nasional.
Kang Erli selaku sekretaris Yayasan Borosngora mengatakan, “upacara ini sudah dimulai sejak hari Jum’at (15/12/2017) dengan acara penyerahan Cai Tirta Kahuripan yaitu mengumpulkan Sembilan mata air untuk dipakai membersihkan benda pusaka Kerajaan Panjalu”.
Sumber mata air tersebut berasal dari Situ Lengkong, Karantenan Gunung Sawal, Kapunduhan (Makam Prabu Rahyang kuning), Cipanjalu, Kubang Kelong, Pasanggrahan, Bongbang Kancana, Ciomas dan Gunung Bitung.
Rangkaian acara tersebut dilanjutkan pada hari minggu, 17.12.2017 pukul 20.00 WIB yang bertempat di Bumi Alit, dengan acara tausiah oleh penceramah ustadz Andri bertema Maulud Nabi SAW.
Selesai acara tausiah, tepat Pukul 21.00 WIB acara dilanjutkan dengan pentas silat dan pagelaran wayang golek. Pencak silat ini berasal dari Padepokan Maung Panjalu Simper.
Rangkaian Acara Nyangku ini memiliki daya Tarik tersendiri pasalanya, meskipun cuaca hujan, ribuan orang memadati Alun- alun panjalu untuk menyaksikan pagelaran pencak Silat dan Wayang golek.
“Biasanya acara setelah maulud Nabi, dilanjut dengan Pentas Debus namun mulai saat ini mungkin ada sedikit perubahan oleh panitia dengan acara pencak silat” terang Kang Erli.
Ia menambahkan, Acara nyangku ini tidak hanya melibatkan masyarakat panjalu. Tokoh budayawan dari luar kota pun turut hadir dan berpartisipasi dalam prosesi nyangku malam hari ini.
Sumber: wartapriangan.com