Acara Nyangku di Alun-alun

Acara Nyangku di Alun-alun

Senin, 26 Desember 2016

Dokumentasi Nyangku 26 Desember 2016

Acara puncak Nyangku dilaksanakan pada tanggal 26 Desember 2016 dengan mengadakan arak-arakan membawa benda pusaka dari Bumi Alit untuk di bawa ke Nusa Gede. Setelah melakukan doa kepada para leluhur Panjalu dekat makam Hariang Kancana, lalu benda pusakan dibawa ke panggung yang berada di alun-alun Taman Borosngora.

Adapun rangkaian acara puncak Nyangku adalah sbb:
- Penampilan paduan suara oleh PKK Desa Panjalu
- Pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ust. H. Jejen Al-Jaohar
- Sambuatan yayasan Borosngora oleh Prof. Dr. H. Djohan Rochanda Wiradinata, MP
- Sambutan sesepuh Wargi Panjalu oleh Ir. H. Luky Fathul Aziz hadibrata, MS
- Sambuatan Bupati Ciamis Drs. H. Iing Syam Arifin
- Pembacaan Doa oleh Kepala KUA Kecamatan panjalu H. Idi Rosadi, S.Ag, M. Si
- Pembersihan benda pusaka oleh petugas dari Pemdes dan MUI Panjalu

Seperti ritual Nyangku tahun sebelumnya, Djadjang Nurdjaman hadir di acara Nyangku ini dan didaulat mengusung satu benda pusaka peninggalan Pangeran Borosngora yang akan di-jamas (dicuci). Djadjang terlihat di antara iring-iringan barisan pembawa berbagai benda pusaka mulai saat diturunkan dari Bumi Alit (museum atau tempat penyimpanan berbagai benda pusaka peninggalan raja Galuh Panjalu) berjalan kaki menuju Situ Lengkong.

Djadjang mengatakan, meski berasal dari Majalengka, tapi kakeknya asli Panjalu. Dia ikut ritual Nyangku sudah menjadi kegiatan rutin. Apalagi sekarang, dia punya waktu senggang karena Persib tak ada kegiatan.

Sedangkan Umuh Muchtar manajer Persib hadir di acara Nyangku sebagai undangan khusus. "Dulu waktu saya masih sekolah di SD sampai SMA, tiap bulan Maulud selalu diajak orang tua ikut Nyangku di Panjalu ini. Ibu saya masih keturunan Panjalu," ujar Umuh.
Bagi Umuh, ikut menyaksikan ritual Nyangku adalah bagian dari nostalgia masa kecilnya. "Tradisi ini harus dilestarikan dan dikembangkan. Kegiatan ini sudah menjadi ajang silaturahmi bagi warga Panjalu dan keturunan-keturunan yang tinggal di kota (rantau) sekalipun. Tradisi ini telah mempersatukan wargi Panjalu di mana pun berada," katanya.

Djadjang Nurdjaman sedang dikerubuti penonton


Arak-arakan pembawa benda pusaka menuju Situ Lengkong

Pengunjung sudah menyemut menunggu acara pencucian benda Pusaka












Tidak ada komentar:

Posting Komentar