Acara Nyangku di Alun-alun

Acara Nyangku di Alun-alun

Jumat, 06 April 2018

Wajan Raksasa Panjalu

Orang yang pernah mengunjungi mesjid Agung Panjalu yang lama mungkin sempat melihat 2 buah mangkuk besi raksasa di depan pintu masuk utama mesjid. Karena mesjid mengalami pemugaran, kedua mangkuk tersebut sekarang berada di samping rumah Bpk Haris, Kuwu Panjalu, pesis di sisi jalan masuk ke Bumi Alit. Bila akan berjalan masuk ke Bumi Alit, pengunjung akan melihat wajan tersebut di sebelah kanan.

wajan panjalu

wajan panjalu
Wajan raksasa yang berada di jalan menuju Bumi Alit dipenuhi air hujan



Bila kita lihat lebih dekat di wajan besi tersebut tertulis Edwin Maw Lipervool seperti terlihat di gambar di bawah ini.

Mangkuk pertama:
EDWIN MAW LIVERPOOL
1330  52 X 20

Mangkuk kedua:
EDWIN MAW LIVERPOOL
1494  52 X 20


wajan panjalu



wajan panjalu

Siapa sebenarnya Edwin Maw itu?
Bila kita cari di Google, Edwin Maw adalah seorang berkebangsaan Inggris yang hidup sekitar tahun 1870-an. Menurut sebuah sumber, beliau seorang pengusaha pengecoran besi di Liverpool di utara Wallasey Pool, Seacomber 55. Perusahaanya banyak memproduksi rel kereta api dan peralatan, termasuk komponen mesin pembuat gula. Pabrik gula yang ada di Hawaii termasuk yang menggunakan komponen dari perusahaan Edwin Maw ini.

Di bejana tersebut tertulis 1330  52 X 20 dan 1494  52 X 20. Angka 1330 dan 1494 ini mungkin nomor seri, tidak mungkin tahun pembuatannya. Sedangkan angka 52 X 20 adalah ukuran bejana tersebut.

Belum jelas apa kegunaan dari bejana besi yang ketebalannya cukup besar ini. Kuat diduga bejana tersebut adalah wadah untuk mengolah gula pada masa kolonial. Seperti penemuan wajan/bejana raksasa di kabupaten Batang Jawa Tengah, juga diduga milik pabrik gula saat jaman penjajahan Belanda. (buka link ini : http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/07/penemuan-wajan-raksasa-akan-lengkapi-sejarah-pabrik-gula)

Kalau kita bandingkan dengan bejana yang ditemukan di Batang, bentuknya mirip, hanya saja bejana yang di berada di Panjalu ukurannya lebih kecil. Diduga dahulu di Panjalu terdapat pabrik gula.

Wajan yang ditemukan di Batang

Selain di Batang, di Kutoarjo, Purworejo Jawa Tengah juga ditemukan wajan yang sama dengan ukuran yang hampir sama. (https://news.detik.com/berita/d-3201347/2-arkeolog-turun-ke-lokasi-wajan-raksasa-cek-kemungkinan-temuan-lain/).

Dalam sejarah, pada abad 18-19 Hindia Belanda termasuk penghasil gula terbesar di dunia. Ratusan pabrik gula tersebar di berbagai daerah, dan bisa jadi termasuk di Panjalu. Setelah bisnis gula ini sepi, wajan-wajan raksasa ini banyak disimpan di samping mesjid untuk menampung air hujan, dan airnya dipakai untuk berwudhu. Konon, selain di mesjid Agung Panjalu, di mesjid Agung Ciamis dan di pesantren Manonjaya juga terdapat wajan yang sama, hanya saja dengan ukuran yang lebih besar.