Dalam usianya menuju senja, Ma Iyam selalu menebar senyum. Sesekali selalu merasa merendahkan dirinya, bila ia merasa menyajikan panganan alakadarnya. Tentu saja wajah ramah itu seperti membasuh tamu menjadi sumringah. Dari siang ke larut malam, kadang hingga jelang pagi,
Ma Iyam selalu sabar menemani tamu yang hendak berziarah. Bukan saja dari lingkungan Ciamis, bahkan beberapa tamu sengaja datang dari luar Jawa. Sejak remaja, ia menekuni sebagai juru
pelihara (kuncen), disamping sebagai penggarap ladang.
Ma Iyam mendapatkan penghargaan, sebagai pejuang pelestari lingkungan, dari Komunitas peduli
lingkungan hidup Bela Alam Nusantara (KPLH BELANTARA) 11 Arpil 2007,
dengan Serah terima bibit pohon Tanjung. Penghargaan dari Depdikbud Kabupaten Ciamis, 14 September 1999, sebagai Kuncen Kiai Panghulu Gusti Ciomas Panjalu. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, 6 Juni 2006, sebagai Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup dari Pemprov Jawa Barat. Sebagai Juru Pelihara melalui keputusan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemkab Ciamis, 06
Januari 2011. (Nomor 800/013/-Disbudpar.2011).
Lahir dan besar di Ciamis, 2 Februari 1955, terlahir dengan nama Siti Maryam. Kini
tinggal di Dusun Ciomas, RT01 RW01, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu,
Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Juru Pelihara Hutan Keramat KH. Panghulu Gusti,
situs Geger Omas di Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa
Barat.
Ma Iyam menyerahkan "kele" yang berisi air kepada ketua yayasan Borosngora Ir. Mamay Sudirman Cakradinata pada upacara Adat Serah Terima Tirta Kahuripan |
Sumber tulisan: http://denisugandi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar